BAB I
PENDAHULUAN
1. 1.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Perkembangan motorik adalah gerakan
yang menggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan
sesuatu kegiatan. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh
melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal
cord. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar
dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan,
mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Lewat
bermain terjadi stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melompat,
melempar, atau berlari. Selain itu anak bermain dengan menggunakan seluruh
emosi, perasaan, dan pikiranya. (must-august.blogspot.com/si-pemanfaatan-media.html).
Pendidikan di
Taman kanak-kanak (TK) di laksanakan dengan prinsip
“Bermain sambil belajar, atau belajar seraya bermain”. Sesuai dengan
perkembangan, oleh sebab itu diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan
inovatif agar anak
bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama dalam proses belajar
mengajar. Karena bermain merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. (
Prasetyono, 2008:23)
Dalam standar kompetensi kurikulum RA
tercantum bahwa tujuan pendidikan ditaman kanak-kanak adalah membantu
mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral
dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik,
kemandirian, dan seni untuk memasuki pendidikan dasar. (Suyanto, S, 2011: 17).
Perkembangan motorik halus anak dalam pendidikan di RA diperlukan
untuk mengembangkan ketrampilan dan kreatifitas anak-anak, namun di Xxxxxxxxxxxxxx
anak-anak menunjukkan keterlambatan
dalam keterampilan motorik halusnya dalam mencap, yang ditandai dengan kurang terampilnya
siswa dalam pengembangan kreativitas menggunakan media jari jempol dalam
pembelajaran. Aktivitas anak dalam keterampilan menggerakkan motorik halus
dalam perkembangan mencap dari kreativitas anak masih belum terampil dengan
ketidakmaksimalan ini penyebabnya adalah pengelolaan kelas, yaitu penggunaan
metode dalam menumbuh kembangkan kreativitas anak dalam meningkatkan
ketrampilan motorik halusnya. Pendidikan di TK dalam pelaksanaan pembelajaran
guru harus mempunyai kemampuan menyesuaikan metode sesuai dengan karakteristik
tujuan anak yang diberi pembelajaran.
Untuk pengembangan kemampuan dasar
anak dilihat dari kemampuan fisik/motoriknya maka guru-guru Xxxxxxxxxxxxxx akan membantu
meningkatkan keterampilan fisik/motorik anak dalam hal memperkenalkan dan
melatih gerakan motorik kasar dan halus anak, meningkatkan kemampuan mengelola,
mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh
dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat
sehat dan terampil.
Karakteristik mengembangkan
kemampuan motorik anak di Xxxxxxxxxxxxxx,
melatih gerakan-gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola,
mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh
dan cara hidup sehat. Lebih lanjut dalam menentukan metode untuk mengembangkan keterampilan
motorik anak, guru memperhatikan tempat kegiatan, apakah didalam ataukah diluar
kelas, keterampilan apa yang hendak dikembangkan melalui berbagai kegaiatan,
serta tema dan pola yang dipilih dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya untuk
pengembangan motorik halus anak yang bertujuan agar anak dapat berlatih
menggerakan pergelangan tangan dengan menggambar dan mewarnai atau menggunting
dan menempel maka guru dapat memilih kegiatan yang dilakukan di dalam kelas.
Namun, guru perlu menyediakan semua peralatan yang diperlukan setiap anak,
seperti kertas, gunting pensil warna atau buku-buku untuk pola yang akan
digunting anak, jumlah peralatan dan bahan diharapkan sesuai dengan jumlah anak
sehingga setiap anak dapat berlatih sendiri-sendiri.
Metode yang dipergunakan adalah
metode kegiatan yang dapat memacu semua kegiatan motorik yang perlu
dikembangkan anak seperti untuk kegiatan motorik halus anak dapat diberikan
aktivitas menggambar, melipat, membentuk, meronce, mencap dan sebagainya.
Tujuan kegiatan adalah untuk
mengembangkan kemampuan motorik halus anak Xxxxxxxxxxxxxx
dengan mencap.
Dari kegiatan ini anak berlatih menggerakkan pergelangan tangan saat memegang
kertas dan juga agar anak dapat menyalurkan perasaannya dan menciptakan
keindahan. Topik yang dipilih adalah keterampilan mencap. Kegiatan akan dilaksanakan didalam
kelas. Gurupun sudah merencanakan langkah kegiatan apa saja yang akan
dilakukannya bersama anak- anak di kelas.
Permasalahan
dalam penelitian ini adalah perkembangan motorik halus anak tidak sesuai dengan harapan guru seperti: Melakukan kegiatan dengan satu
lengan, seperti mencorat-coret dengan alat tulis, membuka halaman buku berukuran besar
satu persatu, memakai dan melepas sepatu berperekat/tanpa tali, memakai dan melepas kaos kaki, memutar pegangan pintu tidak bisa sempurna, Anak
kurang semangat dalam kegiatan mencap dengan berbagai media, Anak cepat bosan dalam kegiatan Mencap dengan berbagai media.
Hal
itu dikarenakan Guru kurang
memperhatikan perkembangan motorik halus anak,
Guru tidak menggunakan metode yang bervariasi dalam
kegiatan Mencap dengan berbagai media, Guru kurang bisa memilih gambar yang bervariasi
untuk kegiatan Mencap
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas penulis membuat rumusan masalah sebagai
berikut: Bagaimanan caranya meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui
kegiatan Mencap dengan berbagai media?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus
anak melalui kegiatan Mencap dengan
berbagai media.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.4.1. Manfaat
Teoritis
Menambah pengetahuan dan dapat sebagai bahan perbandingan
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui
kegiatan Mencap dengan berbagai media.
1.4.2. Manfaat
Praktis
Manfaat
secara praktisnya adalah sebagai berikut;
a.
Siswa: meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui
kegiatan Mencap dengan berbagai media
b.
Guru: upaya
solusi bagi guru dalam kegiatan penelitian tindakan kelas demi rangka
meningkatkan kemampuan motorik halus anak
melalui kegiatan Mencap dengan berbagai media
c.
Sekolah:
meningkatkan kemampuan motorik halus anak akan
meningkatkan citra sekolah di mata masyarakat dan profesionalisme guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar