Sabtu, 10 Desember 2016

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENCOCOK DENGAN BERBAGAI POLA DI KELOMPOK A RA

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Salah satu amanat luhur yang tercantum dalam UUD 1945 adalah, "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa." Setiap manusia memiliki potensi/bakat kecerdasan, tanggung jawab pendidik untuk memupuk dan mengembangkan secara sistematis. Langkah pemerintah untuk mewujudkan UUD 1945 tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya : “Pendidikan Anak Usia Dini” adalah pembinaan untuk anak usia 0-6 tahun yang dilakukan dengan stimulasi pendidikan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak siap untuk mengikuti pendidikan selanjutnya. Pada usia 0-6 tahun (menurut UU. no. 20 tahun 2003) atau 0-8 tahun (menurut para pakar) adalah usia keemasan karena pada usia ini perkembangan otak percepatannya mencapai 80 % dari keseluruhan otak orang dewasa. (A. Ruhan, 2009:22) 
Anak usia 0-6 tahun merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Selain itu ditambah pula dengan kesenangannya dalam bereksplorasi dan seperti tak mengenal rasa takut, maka segala gerakan yang diajarkan pada anak akan dianggap sebagai satu permainan yang menyenangkan. Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistik atau menyeluruh. Karena itu pemberian stimulasinya pun perlu berlangsung dalam kegiatan yang holistik. Bahkan dapat dikatakan perkembangan setiap aspek kejiwaan anak pada masa ini sangat didominasi oleh pengamatannya. Soemanto (2003:68)
Catron dan Allen dalam Yuliana Rurani, Sujiono (1999 : 23-26) menyebutkan bahwa terdapat 6 (enam) aspek perkembangan anak usia dini, yaitu kesadaran personal, kesehatan emosional, sosialisasi, komunikasi, kognisi dan ketrampilan motorik sangat penting dan harus di pertimbangkan sebagai fungsi interaksi.
Bermain dapat memacu perkembangan perseptual motorik pada beberapa area yaitu (1) Koordinasi mata-tangan, atau mata kaki, seperti saat menggambar, menulis, manipulasi objek, mencari jejak secara visual, melempar, menangkap, menendang. (2) Kemampuan motorik kasar, seperti gerak tubuh ketika berjalan, melompat, berbaris, meloncat, berlari, berjingkat, berguling-guling, merayap dan merangkak, (3) Kemampuan bukan motorik kasar (statis) seperti menekuk, meraih, bergiliran, memutar, meregangkan tubuh, jongkok, duduk, berdiri, bergoyang (4) Manajemen tubuh dan kontrol seperti menunjukkan kepekaan tubuh, kepekaan akan tempat, keseimbangan, kemampuan untuk memulai, berhenti, mengubah petunjuk Catron dan Allen, dalam Yuliana Rurani, Sujiono (1999 : 287-304).
Di kelompok A Xxxxxxxxxxxxxxmasih banyak anak yang kurang berminat pada aktifitas kegiatan motorik halus, terutama dalam mencocok karena anak di  Xxxxxxxxxxxxxxmasih ada perasaan takut dan kurang berani dalam mencocok dengan jarum. Padahal pada perkembangan seorang manusia, perkembangan motorik halus memegang peran yang sama pentingnya dengan perkembangan kognisi, perilaku sosial, dan kepribadian. Kemampuan motorik halus yang baik pada diri seseorang akan memudahkan seseorang tersebut untuk beraktifitas. Demikian juga halnya kemampuan motorik halus pada anak, sangat penting sekali dikembangkan.
Perkembangan motorik halus anak di  Xxxxxxxxxxxxxxdilakukan melalui kegiatan meronce, mencocok, melipat, menggunting, menempel dan sebagainya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, 28 anak kelompok A  Xxxxxxxxxxxxxxkemampuan motorik halusnya masih kurang dari yang diharapkan guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil anak, khususnya dalam mencocok yang masih belum beraturan dan hasil kegiatan mencocok yang masih berantakan dan kurang rapi. Salah satu kegiatan yang dapat diberikan kepada anak untuk mengembangkan motorik halusnya adalah mencocok karena dalam mencocok dapat melatih kordinasi mata, tangan dan konsentrasi serta lancar menulis dan mengasah kognitif anak. Dengan demikian judul penelitian ini adalah Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Mencocok Dengan Berbagai Pola Di Kelompok A RA Xxxxxxxxxxxxxx.
Berdasarkan uraian  di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: Motorik halus anak tidak sesuai dengan harapan guru seperti: Melakukan kegiatan dengan satu lengan, seperti mencorat-coret dengan alat tulis, Membuka halaman buku berukuran besar satu persatu, Memakai dan melepas sepatu berperekat/tanpa tali, Memakai dan melepas kaos kaki, Memutar pegangan pintu tidak bias sempurna, Anak kurang semangat dalam kegiatan mencocok dengan berbagai polaAnak cepat bosan dalam kegiatan mencocok berbagai pola.
Hal itu karena Guru tidak menggunakan metode yang bervariasi dalam kegiatan mencocok dengan berbagai pola, Guru kurang bisa memilih gambar yang bervariasi untuk  kegiatan mencocok.
B.  Rumusan Masalah  
              Dari analisis permasalahan diatas penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanan caranya meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan mencocok dengan berbagai pola?
C.  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan mencocok dengan berbagai pola.
D.  Manfaat Penelitian 
            Manfaat Penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.    Manfaat Teorits
Menambah pengetahuan dan dapat sebagai bahan perbandingan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan mencocok dengan berbagai pola
2.    Manfaat Praktis
Manfaat secara praktisnya adalah sebagai berikut;
a.    Siswa: meningkatkan meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan mencocok dengan berbagai pola
b.    Guru: upaya solusi bagi guru dalam kegiatan penelitian tindakan kelas dalam  rangka meningkatkan meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan mencocok dengan berbagai pola

c.    Sekolah: meningkatkan kemampuan motorik halus anak akan meningkatkan citra sekolah di mata masyarakat dan profesionalisme guru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar